A. IDENTITAS FILM
Judul :
Gay / Tidak
Sutradara :
Sigi wimala
Tahun : 2009
Genre : Drama
Durasi : 12 Menit
Pemeran :
Wendy Arvida, Chiko,
Penulis : Sigi Wimala
Produser :
Sigi wimala
B. RESUME FILM
Gay
/ Tidak adalah sebuah film-indie pendek bertema gay karya Sigi Wimala yang
diikutsertakan dalam event LA Lights Indie Fest tahun 2009.
Film
berdurasi 12 menit ini bercerita tentang dua orang remaja SMA, Anto dan Rudi.
Mereka bersahabat dan tinggal di
rumah kos yang sama, di kamar yang sama. Anto merasa gelisah karena selalu bermimpi
digerayangi seorang cowok dan membuatnya terbangun dalam keadaan “basah”.
Menurut analisa Rudi, itu bisa jadi indikasi bahwa Anto seorang gay tanpa dia
sadari, melihat gayanya yang pendiam dan lemah lembut. Rudi mengatakan bahwa Anto seperti cewek dan dia
pasti banyak disukai oleh banyak cowok. Anto tidak terima, dia tersenyum masam Rudi
mengatakan bahwa ia hanya memberi pujian saja kepada Anto. Tapi Anto berpikir,
tidak sepenuhnya yang Rudi katakan itu salah, dia memang kurang gentle dan kurang cowok bahkan untuk
menyapa Rani cewek yang sudah lama ditaksirnya saja dia tidak berani. Dan Anto mulai menerima saran sekaligus menerima
tantangan Rudi, dan Rudi berkata, “kalo
lo ga mau dibilang gay, lo harus berbuat dan bersikap seperti laki-laki dong…”.
Dimulai dari yang ringan, angkat barbel untuk membesarkan otot. Pada saat Rani
dihalangi oleh para preman saat itu juga
Anto menunjukan kebolehannya dengana menolong Rani dari gangguan para preman
tersebut, meskipun pada akhirnya dia sendiri yang babak belur, beruntung Rudi
segera datang menolong. Sejak saat itu Anto menjadi dekat dengan Rani, tapi
entah kenapa sekarang Rudi yang gelisah?
Rudi
ternyata gay dan diam-diam menyukai Anto. Setiap malam, setelah sahabatnya itu
terlelap, dia baru berani menatap dan “menyentuh” Anto sebagai bentuk luapan
perasaan. Ketika Anto telah berhasil
membuktikan kelelakiannya dengan mendekati Rani, Rudi pun harus meredam
perasaannya, membiasakan diri untuk “cukup” jerk off sambil menatap foto Anto.
Sigi
wamala menyutradai film ini dengan indahnya. Memunculkan isu sensitif didalam
masyarakat sekarang ini dengan memberikan kesan natural dan tidak membuat
penonton enggan untuk meneruskan menyimak film ini. Pengambilan angle-angle
(gamabar-gambar) yang terkesan urakan tapi artistik menambah menarik film ini.
Walau warna gambar yang dipilih agak suram, ia berhasil membawa aura film ini
keluar dari kesan gelap itu sendiri dengan shot-shot indah yang disajikan. Pemberian
kesan kontras antara si pemeran utama dengan sahabatnya yang “laki-laki”. Dapat
terbaca dengan jelas, pengadeganan remaja yang sedang jatuh cinta dan memendam
rasanya tidak dengan begitu saja disajikan seperti layaknya film remaja
kebanyakan saat ini.
Pemain yang mampu memberikan ekspresi yang menyiratkan banyak arti semakin membuat film ini enak ditonton dan membuat kita ingin untuk melihat kelanjutan cerita dan ending dari cerita ini. Ending dari film ini ternyata justru sahabatnya yang memiliki sosok sangat laki-laki, adalah yang gay, menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa melihat orang hanya dari sosok luarnya saja tetapi juga dari apa yang ada di dalamnya.
Pemain yang mampu memberikan ekspresi yang menyiratkan banyak arti semakin membuat film ini enak ditonton dan membuat kita ingin untuk melihat kelanjutan cerita dan ending dari cerita ini. Ending dari film ini ternyata justru sahabatnya yang memiliki sosok sangat laki-laki, adalah yang gay, menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa melihat orang hanya dari sosok luarnya saja tetapi juga dari apa yang ada di dalamnya.
C. UNSUR INTRINSIK
Adapun unsur intrinsik dalam film
gay/tidak adalah :
1. Tema
Tema adalah idea tau gagasan yang
terdapat dalam sebuah cerita. adapun tema yang diangkat dalam film "Gay/Tidak" yaitu homoseksualitas.
Homoseksualitas sering disalah artikan oleh banyak orang. Banyak di Televisi (TV) kita lihat cowok bertingkah banci sebagai guyonan belaka dan banyak yang mengartikan merek sebagai gay. Akan tetapi pada kenyataannya gay menyangkut perasaan seseorang. Tidak semua orang gay itu banci itu banci dengan dandanan cewek (feminim), itu yang ingin disampaikan oleh sutradara kepada penonton.
Homoseksualitas sering disalah artikan oleh banyak orang. Banyak di Televisi (TV) kita lihat cowok bertingkah banci sebagai guyonan belaka dan banyak yang mengartikan merek sebagai gay. Akan tetapi pada kenyataannya gay menyangkut perasaan seseorang. Tidak semua orang gay itu banci itu banci dengan dandanan cewek (feminim), itu yang ingin disampaikan oleh sutradara kepada penonton.
2. Alur
Alur adalah rangkaian atau jalinan
peristiwa dalam sebuah cerita. Alur dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : alur
maju, alur mundur, dan alur campuran. Disebut alur maju apabila peristiwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Alur
mundur (kilas balik) terjadi apabila mengungkapkan peristiwa-peristiwa masa
lalu yang ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Alur maju
mundur atau alur campuran adalah perpaduan antara alur maju dan alur mundur.
Jadi alur yang digunakan dalam film
pendek yang berjudul Gay/tidak ini adalah alur maju karena peristiwa dalam film
tersebut bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur
cerita.
3. Latar/setting
Latar
mengacu pada ruang terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dibagi atas tiga
macam yaitu: latar tempat, waktu dan suasana.
Latar yang digunakan di dalam film
pendek berjudul gay adalah :
·
latar
tempat : di rumah kos
·
latar waktu : malam dan pagi hari
·
latar suasana: menegangkan
4.
Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam sebuag cerita
dan penokohan mengenai perwatakan atau sifat masing-masing pelaku yang ada
dalam cerita.
Tokoh :
·
Rudi
·
Anto
·
Rani
Penokohan :
·
Rudi
: seseorang yang menyembuyikan perasaan suka terhadap sahabatnya
·
Anto
: pendiam dan feminim
Dikatakan
pendiam dan feminim, hal ini dapat dilihat dalam adegan filmnya, si Anto tidak
banyak bicara ketika diminati pendapat oleh sahabtnya si Rudi.
·
Rani
: ramah
Rani
adalah sosok wanita yang ramah dan baik hati, hal ini dapat dilihat dalam
adegan filmnya ketika Rani hendak berangkat ke sekolah, ia menyapa Rudi dan
Anto.
5.
Sudut pandang
Sudut pandang adalah
posisi pengarang terhadap kisah yang diceritakan .Sudut pandang yang digunakan dalam
film pendek tersebut adalah sudut pandang orang ke tiga sebagai pengamat
6.
Gaya bahasa
Gaya
bahasa adalah cara pengarang menggunakan bahasa untuk menghasilkan cerita. Setiap
pengarang memiliki kekhasan sendiri dalam menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa
yang digunakan dalam film pendek yang berjudul gay/tidak tersebut adalah gaya
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan diselipi dengan kata-kata
gaul contohnya kata loe, gue dan lain-lain.
7. Amanat
Amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada penonton. Amanat
atau pesan moralnya yaitu : kita tidak
boleh menilai seseorang dari penampilan luarnya saja tanpa mengetahui
kepribadiannya lebih jauh.
D. UNSUR EKSTRINSIK
a.
Latar
Belakang Penulis
b.
Latar
Belakang Masyarakat
Berdasarkan cerita yang ditulis oleh
Sigi Wimala dalam film Gay/Tidak adalah sebuah film pendek dan mengangkat tema
yang cukup kontroversial apalagi terjadi di negara Indonesia. Karena di dalam
kehidupan bermasyarakat terdapat sekelompok orang yang memiliki sikap atau
perilaku sebagai gay yang sering dijadikan bahan lelucon oleh orang-orang
disekitarnya, padahal gay juga menyangkut perasaan seseorang.
c.
Nilai-nilai
yang Terkandung dalam Film
Nilai yang terkandung dalam film
tersebut adalah nilai Psikologis karena menyangkut perasaan dan
tingkahlaku seseorang .
00.16 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)