Supeni
Warsina, sang Miliarder dari Warung Bakso
Bakso memang makanan yang paling digemari di seantero
Indonesia. Setiap pojokan jalan pasti ada pedagang Bakso mangkal. Meski ada
begitu banyak pedagang bakso bertebaran tak membuat usaha ini seret dan gulung
tikar. Itu semua berkat keuletan dan kegigihan pemiliknya dalam mengelola
usahanya. Berikut salah satu kisah sukses pedagang bakso.
Usaha bakso Granat Joyo adalah salah satu contoh sukes
pedagang bakso yang telah menjalankan usaha ini dalam kurun waktu berpuluh
puluh tahun.
Usaha yang digawangi seorang Ibu janda dengan tiga anak, asli
Ponorogo Jawa Timur bernama Supeni Warsina ini memulai semuanya sejak tahun
1987.
Wanita berusia 50 tahun ini mengawali usaha akibat desakan
kebutuhan ekonomi yang semakin melilit akibat ditinggal suaminya meninggal
dunia. dan beliau terpaksa harus menghidupi ketiga anaknya yang masih
kecil-kecil seorang diri.
Akirnya bersama putra pertamanya dia memutuskan untuk
berjualan bakso berkeliling. karena
keterbatasan modal, beliau hanya meminjam gerobak bakso milik teman almarhum
suaminya dan menjajakannya dikawasan Alun-Alun Ponorogo. Namun dengan
berjalannya waktu, beliau akhirnya bisa membeli dan memiliki sendiri gerobak bakso.
Sejak awal Supeni sudah meracik sendiri baksonya, Supeni menginginkan bakso
dengan kualitas baik untuk dia jajakan.
Hari demi hari berkeliling dikawasan Alun-alun Ponorogo yang
pada tahun itu terkenal sebagai kawasan rawan keamanan membuat dirinya berkali
kali tersandung berbagai masalah. Seperti penyitaan grobak bakso dan
tertakapnya beliau oleh satuan Satpol PP yang sedang mengadakan operasi razia,
bahkan kerapnya aksi-aksi preman yang melakukan pemalakan secara paksa sebagai
ganti uang keamanan pun telah beliau alami. Akhirnya Supeni dan putranya memutuskan pindah rute keliling di daerah
Tambakyan, sekitar tahun 1991..
Namun keajaiban terjadi beberapa saat setelah beliau
berpindah tempat. Salah seorang pelanggannya yang dahulunya sangat mengenal
baik almarhum suaminya menawarkan sebidang tanah untuk dia sewa di kawasan
Tambakbayan, kawasan jalan Songgo Langit. Lokasi ini cukup strategis
untuk mangkal jualan bakso karena dikawasan tersebut belum ada pedagang yang
berjualan bakso sekaligus lokasi ini sangat berdekatan dengan lokasi tempat
wisata air terjun bah joyo yang sangat terkenal akan kedinginan airnya . Tak
berpikir panjang lebar penawaran ini jelas langsung beliau ambil, Apalagi
pemilik tanah memberi keringanan bebas sewa untuk pemakaian 2 bulan
pertama.
Ternyata warung bakso barunya ini adalah pintu suksesnya
sebagai pedagang bakso. Tak memakan waktu lama bagi Supeni untuk mendapatkan
banyak pelanggan. Bahkan berkat warung bakso ini pula ketiga anaknya dapat
melanjutkan pendidikan sampai keperguruan tinggi hingga berhasil dan telah
mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu Supeni juga mampu menunaikan rukun
iman yang kelima dengan berangkat haji ketanah suci Mekah sesuai apa yang telah
beliau cita-citakan bersama almarhum suaminya. Sehingga membuat Supeni mendapat
julukan Hj Joyo dari para pelanggan, hingga kini beliau lebih dikenal sebagai
Hj. Joyo daripada nama aslinya.
Kunci utama dari kesuksesannya adalah kualitas baksonya yang
selalu terjaga. Beliau selalu memastikan daging bahan baku bakso adalah yang
terbaik dan berkualitas, dengan bumbu original olahan hasil tangannya sendiri.
Selain itu Beliau juga menambahkan tentang manfaat hubungan baik dengan semua
konsumen juga berperan penting untuk menjaga kelanggengan pelanggan, karena
kepuasan pelanggan adalan sangat penting dan utama menurut beliau.
Pada tahun 2001 beliau bisa membuka cabang pertamanya di
kawasan siman ponorogo dan berlanjut dikawasan Slahung Ponorogo setahun
kemudian. Saat ini, beliau sudah memiliki 5 cabang di sekitar kawasan Ponorogo
dan membutuhkan daging sapi hingga 50 kg per hari. Hasil fantastis dari seorang
pedagang bakso kan?.
19.15 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)