Sejarah dan Sepak Terjang Penerbit Bentang Pustaka
Oleh Nita (3186)

Bentang Pustaka Berdiri pada 1994, dahulunya penerbitan ini bernama Bentang Budaya yang didirikan buldanul Khuri bersama tiga sahabatnya. Perseroan ini dikerangkakan bergerak di bidang desain grafik, percetakan, dan penerbitan. Dengan sinergi tiga bidang kerja yang saling berkaitan ini, ada harapan bahwa apa yang sudah dikerjakan oleh Buldan dan kawan-kawannya bisa berkembang lebih maju dan terarah. Karena satu dan lain hal, dalam bahasa Buldan dunia bisnis yang ruwet, perseroan ini mengalami perpecahan. Buldan kemudian berdiri sendiri dalam menangani bidang penerbitan, dengan tetap membawa nama Bentang yang dicetuskannya.

Personalitas dan Elan Vital Kreativitas
Bentang Budaya adalah suatu lembaga penerbitan yang memilih tema-tema utama di seputar seni-sastra-budaya-filsafat. Buldan menandaskan bahwa pilihan aktivitasnya di dunia perbukuan tidak pernah diniatkan untuk tujuan bisnis. Apa yang diterbitkannya melalui Bentang adalah berdasarkan pada minat dan impian-impian personalnya, demikian juga dengan keseluruhan segi dari keberadaan lembaga penerbitan ini. Dari semenjak pemilihan naskah, keredaksian, artistik, percetakan, sampai paskaproduksi, kesemuanya dikonsep dan diimplementasikannya sendiri. Dalam pemilihan naskah, misalnya, kenangan dan kesenangannya membaca karya-karya sastra, budaya, dan filsafat membuat dirinya memiliki semacam standar subjektif atas laik-tidaknya suatu naskah dipilih untuk diterbitkan. Pegangannya adalah apakah ia suka atau tidak, merasa cocok atau tidak, terhadap satu naskah. Miinat dan kesukaan ini bisa dikarenakan orisinalitasnya, nilai pentingnya, inovasi dan kontekstualitasnya, atau bahkan keklasikannya. Baginya, selera personal semacam ini bukanlah sesuatu yang ganjil dan terasing; ia meyakini bahwa akan ada orang lain, banyak orang lain yang juga memiliki selera yang sama. Setidaknya, ketika suatu naskah bisa terbit dalam bentuk buku, ia bisa memiliki kepuasan dan kebanggaan bagi dirinya sebagai pribadi.
Di bidang keredaksian, ia melihat betapa dunia akademik dan teoretis, bangku perkuliahan, tidak cukup signifikan untuk dijadikan pegangan atas kemampuan seseorang. Ia lebih percaya keahlian di bidang ini hanya bisa diperoleh dalam praktek di lapangan dengan kata lain, koreksi, editing, penyuntingan, dan hal-hal yang berkaitan dengan keredaksian ini berkaitan dengan ketekunan dan keseriusan dari mereka yang menggelutinya. Tanpa ketekunan dan keseriusan, kecintaan terhadap profesi, seorang korektor atau editor hanya akan menjadi tukang, sesuatu yang mesti dihindari di dunia perbukuan yang kental dengan nilai intelektualitas dan estetika.
Menelaah Bentang mau tidak mau harus menyebutkan satu pencapaiannya yang paling teruji dan menjadi ikon dari penerbitan ini, yakni desain cover. Aspek artistik buku ini bisa jadi merupakan salah satu aspek terpenting yang membuat Bentang bisa bertahan dan berkembang sampai sekarang. Buldanul Khuri, bersama Si Ong Harry Wahyu, adalah nama yang telah berkibar tinggi sebagai perancang sampul mumpuni. Sebagaimana telah dibahas pada Matabaca Vol.1/No.2/September 2002, dua orang ini, terutama melalui buku-buku terbitan Bentang, telah membuka cakrawala yang menyegarkan dengan menempatkan desain artistik sebagai bagian penting yang membuat buku menarik minat pembaca dan menciptakan citra khusus terhadap penerbit. Meski secara jujur Buldan menyatakan bahwa apa yang telah dilakukannya dalam pengolahan desain cover ini diilhami oleh kekagumannya atas sampul buku-buku Pustaka Jaya di era 1970-an, dalam konteks kekinian Bentang dapat dicatat memunculkan trend desain cover khas Yogyakarta. Ciri khas buku dari penerbit-penerbit Yogya, dan bahkan merambah ke penerbit-penerbit di luar Yogya, adalah desain sampul yang tak ubahnya karya rupa, dari objek visual, tipografi, huruf, tata-ruang, maupun tampilan buku sebagai keseluruhan.
 Tetapi penerbitan ini tidak berjalan lancar . Bentang Budaya yang pada masa reformasi mengalami fase penurunan dalam hal produksi buku di karenakan pada masa itu banyak penerbit buku yang bediri dan cukup berkembang, hingga akirnya Bentang Budaya tidak memproduksi buku kembali .
 Pada tahun 2004 Bentang Budaya bergabung dan diakuisisi oleh salah satu penerbit besar lainnya  dari bandung, Mizan. Dan resmi berganti nama menjadi Bentang Pustaka. Sejak itu  Bentang Pustaka telah menerbitkan karya-karya penulis Indonesia seperti Sapardi Joko Damono, Garin Nugroho, Kuntowijoyo, Ramadhan KH, Seno Gumira Ajidarma, Rendra, Budi Darma, dan Putu Wijaya.
Bentang juga menerbitkan karya penulis-penulis dunia seperti Umberto Eco (The Name of The Rose, Baudolino, Foucault Pendulum, & Prague Cemetery), Truman Capote (In Cold Blood), Vikas Swarup (Six Suspects), Brian Selznick (Invention of Hugo Cabret), Walter Isaacson (Steve Jobs, Einstein).
Buku-buku Bentang yang berhasil menjadi best seller di antaranya adalah karya-karya Andrea Hirata (tetralogi Laskar Pelangi, Cinta dalam Gelas, Padang Bulan, Sebelas Patriot), Dewi Lestari (Perahu Kertas, seri Supernova, Madre, Filosofi Kopi, Rectoverso), Andy F. Noya (seri Kick Andy & Heroes), Trinity (seri The Naked Traveler), Claudia Kaunang (seri Panduan Traveling Murah), Langit Kresna Hariadi (Majapahit), Tasaro (seri Muhammad).
Penulis-penulis Indonesia lainnya yang pernah bekerja sama dengan Bentang di antaranya: Agus Noor, Sanie B. Koencoro, Tan Lio Ie, Pandji Pragiwaksono, Billy Boen, Wahyu Aditya, Soleh Solihun, Sujiwo Tejo, Wahyu Aditya.
Penulis-penulis luar negeri yang karyanya pernah terbit bersama Bentang di antaranya: John Wood, Greg Iles, Tony & Maureen Wheeler, dr Mehmet Oz, Marc Levy, Alice Pung, William Dalrymple, Sarah WInman, Walter Isaacson.
Penghargaan yang pernah  diraih Bentang Pustaka antara lain, Kumpulan puisi Dongeng untuk Poppy karya Fadjroel Rachman masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2007. Edensor karya Andrea Hirata juga masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2007. Sepotong Bibir Paling Indah karya Agus Noor masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2010. Karya Putu Wijaya, Klop, masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2010. Perahu Kertas karya Dee dan Teman Empat Musim karya Ida Ahdiah masuk longlist Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2010. Trinity pada 2010 meraih Indonesia Travel & Tourism Awards sebagai Indonesia Leading Travel Writer dan sebagai “Heroine for Indonesian tourism” oleh The Jakarta Post. Rainbow Troops karya Andrea Hirata edisi Jerman berhasil meraih nominasi penulis terbaik dalam ajang anugerah Jerman, TB Buchawards 2013.
Buku-buku terbitan  Bentang Pustaka yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Malaysia (Melayu) ada 18 judul. Laskar Pelangi terbit dalam 18 bahasa di 77 negara di benua Asia, US, Australia, Eropa, dan Afrika.
Novel terbitan Bentang Pustaka seperti Laskar Pelangi & Sang Pemimpi sudah diadaptasi ke layar lebar pada September 2008 & Desember 2009. Novel Perahu Kertas juga sudah difilmkan yaitu Perahu Kertas 1 & 2 pada Agustus & Oktober 2012. Adaptasi dari kumpulan cerpen Rectoverso tayang di bioskop pada Februari 2013. Sebuah film yang diambil dari novelet Madre tayang pada Maret 2013. Selain itu, sekuel film Laskar Pelangi “Edensor” juga sudah tayang pada Januari 2014.
Menuju akhir tahun, buku-buku terbitan Bentang Pustaka kembali diangkat ke layar lebar. Diantaranya Strawberry Surprise, Ender’s Game, The Maze Runner, Garuda 19 Movie. Menyusul buku Catatan Akhir Kuliah, Supernova KPBJ, Filosofi Kopi, serta The Naked Traveler the Movie juga akan menghiasi layar lebar di seluruh Indonesia


Legenda Desa Golan dan Desa Mirah
Oleh Nita (13.8.03.51.31.1.5.3186)
 


Mitos itu terus berkembang dalam masyarakat sejak dahulu hingga sekarang, seperti di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, terdapat sungai yang mengalir diantara 2 desa yakni desa Golan dan desa Mirah. Anehnya, selama bertahun-tahun air di sungai tersebut tidak mau mencampur layaknya air dan minyak, sampai sekarang. Begitupun halnya dengan masyarakat yang hidup di dua desa tersebut tidak akan bias bersatu, dan hidup berdampingan. Ada beberapa contoh yang sering terjadi ketika penduduk desa tersebut berada di satu tempat diantaranya:
1.      Jika yang mengadakan pernikahan mengundang orang yang berasal dari 2 desa tersebut, maka lampu pernikahan akan mendadak mati.
2.      Dalam  satu warung makan atau kopi terdapat 2 orang dari desa tersebut maka ibu yang memasak air tidak akan matang sampai kapanpun.
3.      Ada orang yang memiliki hajatan kunjungan wisata, tetapi sepanjang perjalanan ban bus yang ditumpangi bocor sampai 3 kali, orang-orang merasa heran. Padahal bus yang disewa sangat layak untuk dipakai. Setelah kunjungan selesai, baru diketahui jika rombongan yang ikut terdapat dua orang dari desa Golan dan Mirah.
Sampai saat ini kenyataan sungai yang mengalir di kedua desa tersebut tetap tidak mau mencampur dan masih ada. Kepercayaan terkait mitos dan pantangan untuk hidup berdampingan juga masih dipegang teguh oleh kedua masyarakat tersebut, memang kedua desa sudah tidak bermusuhan seperti dulu, akan tetapi pantangan dan kepercayaan tersebut masih melekat pada keduanya.
Itulah beberapa mitos yang berkembang dimasyarakat. Berkembangnya mitos tersebut tidak lepas dari cerita turun tenurun yang diwariskan leluhur. Cerita tersebut terus berkembang dimasyarakat hingga sekarang. Berikut sedikit cerita Golan Mirah.
Pada zaman dahulu di Desa Golan hiduplah seoarang tokoh terkenal yang memiliki kesaktian yang tinggi serta gagah berani sehingga disegani oleh masyarakat sekitar. Orang itu bernama Ki Ageng Honggolono. Karena kebijaksanaan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Ki Ageng Honggolono, beliau diangkat menjadi Palang atau kepala desa dan mendapat sebutan Ki Bayu Kusuma. Ki Ageng Honggolono memiliki adik sepupu yang bernama Ki Honggojoyo yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Ageng Mirah. Ki Ageng Honggolono  memiliki seorang putra yang tampan dan gagah perkasa yang bernama Joko Lancur. Joko Lancur adalah pemuda tampan yang mempunyai hobi menyabung ayam dan mabuk-mabukan. Sedangkan Ki Ageng Mirah mempunyai putri yang sangat cantik yang bernama Mirah Putri Ayu. Mirah Putri Ayu menjadi bunga desa dan mendapat julukan Mirah Kencono Wungu.
       Joko Lancur memiliki kegemaran menyabung ayam, kemanapun ia pergi tak pernah pisah dari ayam jago kesayangannya. Pada suatu hari ketika akan menyabung ayam, Joko Lancur melewati Mirah. Ditempat itulah ayam kesayangannya lepas. Maka gundahlah hatinya Karena peristiwa itu. Berbagai cara dilakukannya untuk menangkap ayam itu namun tidak berhasil. Sampai akhirnya ayam tersebut masuk ke ruang dapur Ki Ageng Mirah. Mirah Putri Ayu yang sedang membatik di dapur sangatlah terkejut melihat ada seekor ayam jantan yang masuk ke dalam rumahnya. Mirah Putri Ayu berhasil menangkap ayam tersebut, dan sangatlah senang hatinya karena ternyata ayam tersebut sangatlah jinak.
       Tak lama kemudian masuklah Joko Lancur yang mencari ayamnya, alangkah kagetnya Joko Lancur melihat ayam kesayangannya berada dalam pelukan perawan jelita yang belum dikenalnya. Joko Lancur tidak segera meminta ayam kesayangannya, namun terpesona kecantikan Mirah Putri Ayu. Sebaliknya Mirah Putri Ayu juga sangat mengagumi ketampanan Joko Lancur. Keduanya saling curi pandang, berkenalan hingga menaruh suka diantara mereka. Joko Lancur tidak mengetahui jika ternyata pamannya Ki Ageng Mirah memiliki putri yang sangat cantik dikarenakan Mirah Putri Ayu merupakan gadis pingitan yang tidak boleh bergaul dengan sembarang orang. Ditengah keasyikan obrolan mereka, tiba-tiba Ki Ageng Mirah masuk kedapur dan menemukan Joko Lancur sedang berdua dengan putrinya. Ki Ageng Mirah marah kepada Joko Lancur karena dianggap tidak memiliki tata karma serta tidak memiliki sopan santun karna telah berani masuk kerumah orang lain tanpa meminta ijin pemilik rumah terlebih dahulu. Joko Lancur menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, namun Ki Ageng Mirah tidak mau peduli penjelasan Joko Lancur. Akhirnya Joko Lancur diusir dan disuruh segera meninggalkan rumah Ki Ageng Mirah. Joko Lancur segera pulang dengan perasaan malu dan cemas, namun dibenaknya selalu teringat akan kecantikan Mirah Putri Ayu.
      Waktu terus berjalan, Joko Lancur tidak seperti biasanya yang selalu pergi dengan ayam kesayangannya, namun Joko Lancur lebih sering mengurung diri dalam kamar, sering melamun,menyendiri, sering tidak makan dan tidak tidur karena memikirkan Mirah Putri Ayu. Keadaan ini akhirnya diketahui ayahnya Ki Ageng Honggolono. Setelah ditanya, Joko Lancur menyampaikan kepada ayahnya jika dirinya sedang jatuh hati pada Mirah Putri Ayu. Karena Joko Lancur merupakan anak semata wayangnya, Ki Ageng Honggolono segera menuruti keinginan putranya untuk melamarkan Mirah Putri Ayu.
      Berangkatlah Ki Ageng Honggolono menuju rumah Ki Ageng Mirah untuk melamar Mirah Putri Ayu. Kedatangan Ki Ageng Honggolono disambut dengan muka ceria oleh Ki Ageng Mirah, meskipun dalam benak Ki Ageng Mirah tidak sudi memiliki calon mantu seorang penjudi sabung ayam. Ki Ageng Mirah berupaya menolak lamaran tersebut dengan cara yang halus agar tidak menusuk perasaan keluarga Ki Ageng Honggolono, maka diterimalah lamaran tersebut dengan beberapa syarat diluar kemampuan manusia. Syarat yang diajukan Ki Ageng Mirah adalah supaya dibuatkan bendungan sungai untuk mengairi sawah-sawah di Mirah serta serahan berupa padi satu lumbung yang tidak boleh diantar oleh siapapun, dalam arti lumbung tersebut berjalan sendiri. Syarat tersebut disanggupi oleh Ki Ageng Honggolono.
        Dengan kesanggupan Ki Ageng Honggolono untuk memenuhi persyaratan tersebut, Ki Ageng Mirah merasa khawatir dan berusaha menggagalkan pembuatan bendungan dan pengumpulan padi yang dilakukan Ki Ageng Honggolono. Sementara itu Ki Ageng Honggolono dengan bantuan murid-muridnya bekerja keras untuk membuat bendungan dan mengumpulkan padi. Berkat kerja kerasnya dalam waktu yang singkat syarat yang diajukan Ki Ageng Mirah mendekati keberhasilan. Dengan melihat apa yang dilakukan Ki Ageng Honggolono, Ki Ageng Mirah menemukan strategi untuk menggagalkan apa yang dilakukan Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Mirah meminta bantuan Genderuwo untuk mengganggu pembuatan bendungan serta mencuri padi-padi yang sudah dikumpulkan.
      Apa yang dilakukan Ki Ageng Mirah diketahui oleh Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Honggolono tidak mau lagi mengisi lumbung dengan padi, tetapi diganti dengan damen (jerami) dan titen (kulit kedelai). Dengan kesaktian yang dimiliki Ki Ageng Honggolono, damen dan titen tersebut disabda menjadi padi. Mengetahui isi lumbung bujan padi, genderuwo utusan Ki ageng Mirah beralih mengganggu pembuatan bendungan dengan menjebol bendungan yang belum selesai dibuat. Namun ternyata hal tersebut juga diketahui oleh Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Honggolono kemudian meminta bantuan kepada buaya yang jumlahnyaa ribuan untuk menangkap genderuwo ketika mengganggu pembuatan bendungan. Akhirnya genderuwo dapat dikalahkan dan pembuatan bendungan berjalan lancar.
      Semua persyaratan sudah lengkap, Ki Ageng Honggolono menyabda lumbung padi untuk berangkat sendiri, diikuti oleh rombongan mempelai laki-laki. Awal kedatangan rombongan mempelai laki-laki disambut baik oleh Ki Ageng Mirah. Namun Ki Ageng Mirah juga bukan orang biasa, dengan kesaktiannya Ki Ageng Mirah tahu apa isi sebenarnya lumbung padi yang dibawa mempelai laki-laki. Dihadapan para tamu yang hadir Ki Ageng  Mirah menyabda lumbung tersebut dan seketika berubahlah padi dalam lumbung menjadi damen dan titen.
      Dengan peristiwa tersebut terjadilah adu lidah dan berlanjut adu fisik antara Ki Ageng Honggolono dan Ki Ageng Mirah. Ketika terjadi percekcokan, Joko lancur mencari mirah Putri Ayu, keduanya tahu apa yang terjadi diantara kedua ayahnya sehingga mereka memutuskan untuk bunuh diri bersama. Masih bersamaan terjadinya peperangan, bendungan yang dibuat Ki Ageng Honggolono ambrol dan terjadilah banjir bandang yang menewaskan banyak orang.
      Usai peperangan Ki Ageng Honggolono berhari-hari mencari putra kesayangannya, Joko Lancur. Tetapi ternyata ketika ditemukan putranya sudah tewas bersama kekasih dan ayam kesayangannya. Jasad Joko Lancur kemudian dimakamkan bersama ayam jagonya dan makam tersebut diberi nama Kuburan Setono Wungu.
Dari peristiwa yang telah usai, dihadapan para muridnya Ki Honggolono besabda : 
Wong Golan lan wong Mirah ora oleh jejodhoan. Kaping pindo,isi-isine ndonyo soko Golan kang ujude kayu, watu, banyu lan sapanunggalane ora bisa digowo menyang Mirah. Kaping telu, barang-barange wong Golan Karo Mirah ora bisa diwor dadi siji. Kaping papat, Wong Golan ora oleh gawe iyup-iyup saka kawul. Kaping limone, wong Mirah ora oleh nandur, nyimpen lan gawe panganan soko dele"

yang artinya,
"orang Golan dan orang Mirah tidak akan terjadi perkawinan,yang kedua isi dunia dari Golan yang berupa kayu,batu,banyu,dan yg lainnya tidak bisa dibawa ke Mirah,yang ketiga, barang-barang dari Golan maupun Mirah tidak bisa menyatu,yang keempat orang Golan tidak boleh membuatatap dari jerami,yang kelima orang Mirah tidak boleh menanam,menyimpan,dan membuat makanan dari kedelai"

Semenjak kehilangan putra kesayangannya Ki Ageng Honggolono  banyak merenung. Walaupun banyak harta melimpah ternyata tidak membuat hidupnya tenang dan tidak mendapatkan ketenangan batin. AkhirnyaKi Ageng Honggolono insyaf dan taubat atas semua perbuatannya dan mulai belajar syariat Islam. Demikian juga yang dilakukan Ki ageng Mirah, karena peristiwa tersebut beliau kemudian berguru ke seorang Kiyai.




PERAN DAN KEDUDUKAN FEMINISME
DALAM NOVEL “ASSALAMUALAIKUM BEIJING”
KARYA ASMA NADIA
Oleh Nita (3186)

 


Asma Nadia adalah seorang penulis yang lahir di Jakarta, 26 Maret 1972. Ia seorang penulis novel dan cerpen Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan manajer Asma Nadia Publishing House. Asma Nadia merupakan anak kedua dari pasangan Amin Usman yang berasal dari Aceh dan Maria Eri Susanti yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan. Ia memiliki seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik bernama Aeron Tomino. Mereka bertiga menekuni minat mereka sebagai penulis. Sejak awal tahun 2009, ia merintis penerbitan sendiri dengan nama Asma Nadia Publishing House. Salah satu karyanya adalah novel Asalamualaikum Beijing yang terbit pada tahun 2012. Novel ini sangat fenomenal sekali dan banyak di gemari masyarakat terutama kaum wanita dan remaja. Di dalam novel ini banyak membahas tentang kisah- kisah seputar kehidupan yang dialami oleh pembaca, dan berasal dari pengarang itu sendiri dengan gaya cerita menarik dan mudah di pahami oleh pembaca.
Novel Assalamualaikum Beijing mengisahkan tentang kejadian percintaan yang dialami oleh Asmara. Sehari sebelum pernikahan yang akan dilangsungkan, Asma harus mendapatkan kenyataan pahit bahwa kekasihnya, Dewa ternyata sempat berselingkuh dengan teman sekantornya Anita. Walau Dewa memohon agar pernikahan tetap dilanjutkan, Asmara terlanjur patah hati. Terlebih, hubungan sekali yang dilakukan Dewa ternyata membuahkan janin, Anita hamil. Dengan membawa kesedihan, Asmara pun menerima tawaran pekerjaan di Beijing. Peluang ini Asmara dapatkan dari bantuan Sekar dan Ridwan suaminya. Di Beijing dalam salah satu perjalanan, Asmara bertemu Zhongwen, lelaki tampan yang memperkenalkannya akan legenda cinta Ashima, putri cantik dari Yunan. Kebaikan dan perhatian Zhongwen, membuat Asmara perlahan membuka hati. Sebelum hubungannya berlanjut, Asma didiagnosa APS, Penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah yang membuatnya harus mengalami kesakitan luar biasa, serangan stroke, sulit bergerak bahkan nyaris buta. karena cintanya kepada asmara, Zhongwen sibuk mencari keberadaan asma yang mendadak menghilang dan dia memutuskan untuk ke Indonesia mencari keberadaan Asmara. Setelah zhongwen tahu keadaan Asmara yang sebenarnya. Zhongwen memutuskan untuk menikahi Asmara.
Tokoh perempuan dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berjumlah 4 tokoh perempuan. Tokoh-tokoh perempuan tersebut memiliki sifat yang baik dan yang jahat, sifat yang baik ada pada tokoh Ra(asmara), mama dan Sekar. Sedangkan yang memiliki sifat jahat yaitu Anita. Hubungan antara tokoh utama dan tokoh pembantu adalah Ra(asmara) dan mama yaitu hubungan antara anak dan ibu. Hubungan anatara tokoh Ra(asmara) dan Sekar yaitu hubungan antara sahabat sedangkan hubungan Ra(asmara) dengan Anita yaitu hubungan Anita sebagai perebut pacarnya Ra(asmara). Ra(asma) tokoh utama dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berkedudukan sebagai anak, istri dan berkerja sebagai reportase perjalanan. Ra seorang wanita muslim yang selalu bersabar dan bersyukur atas cobaan demi cobaan yang di hadapinya. Kutipan yang membuktikan bahwa Ra(asmara) berkerja sebagai reportase perjalan sebagai berikut.
“suatu berkah tersendiri jika saat traveling bisa berjalan bersama local, seperti hari terakhir ini. Banyak detail yang memperkuat reportase perjalanan untuk majalah tempat Ra(asmara) bekerja. Hal- hal yang tidak diperoleh hanya dengan riset computer atau pustaka, dan biasanya di miliki penduduk setempat.”(Nadia,2014 :113).
Pada kutipan dijelaskan oleh pengarang bahwa Ra(asma ) adalah seorang yang bekerja sebagai reportase perjalanan dibuktikan reportase perjalanan untuk majalah tempat Ra(asmara) bekerja. Kutipan menunjukan bahwa pengarang mengambarkan Ra(asmara) sebagai anak sebagai berikut.
“mama bahagia kalau kamu sehat sayang, bahkan ketika mama memberikan jawaban itu, asma masih terus merayapi wajah perempuan yang melahirkannya. Benarkah itu yang paling membahagiakan mama, atau kebahagian menemukan bentuk yang semakin sederhana ,saat ujian demi ujian menghampiri seseorang?” (Nadia, 2014 : 225)
Dari kutipan di atas pengarang menggambarkan tokoh Ra(asmara) sebagai anak di buktikan dengan asma masih terus merayapi wajah perempuan yang melahirkannya. Kutipan lain juga menunujukan bahwa pengarang mengambarkan Ra(asmara) sebagai istri sebagai berikut.
“perjalanan berdua bersama suami yang masih dalam proses dikenalinya, ke Borobudur, penganti Taj Mahal. Salah satu tempat impiannya, bangunan indah yang begitu romantis, perwujudan cinta kasih seorang raja kepada istrinya. Namun perjalanan ke india, tempat Taj Mahal berada, saat ini masih terlalu jauh.”(Nadia,2014:323).
Mama (ibu dari Ra)  tokoh pembantu dalam novel Asalamualaikum Beijng karya Asma Nadia berkedudukan sebagai ibu rumah tangga yang digambarkan oleh pengarang yaitu ibu yang sangat setia dan penyanyang kepada putrinya selalu menemani putrinya dalam keadaan apapun, kutipan yang mengambarkan mama berkedudukan sebagai seorang ibu sebagai berikut.
“perempuan separuh baya itu menganguk, lalu mengecup kedua pipi anak gadisnya. Tak ada keraguan atau kesedihan. Atau memang demikian sempurna cara seseorang ibu mengemas warna hati agar anak-anak mereka mantap menapaki masa depan, tanpa terbeban hal-hal lain(Nadia, 2014:228)
Dari kutipan diatas pengarang mengambarkan tokoh mama sebagai seorang ibu dapat dibuktikan mengecup kedua pipi anak gadisnya. Dapat dilihat seorang yang begitu menyanyangi putri yang sedang terbaring sakit.
Sekar (sahabat Ra) tokoh pembantu dalam novel Asalamualaikum Beijing karya Asma Nadia  berkedudukan sebagai sahabat dan istri. Tokoh sekar  sebagai peran pembantu yang digambarkan oleh pengarang yaitu sahabat yang selalu ada dalam keadaan apapun dan selalu membantu dalam keadaan Ra(asmara) susah bukan hanya senang dan sahabat yang selalu membarikan semangat untuk Ra(asmara). Berikut kutipan yang mengambarkan sekar berkedudukan sebagai sahabat.
“oh, ingin di sumpalnya bibir mungil sekar,sahabatnya.kenyataannya, begitu  selesai dengan  urusan bagasi ,dia memerlukan waktu hampir empat puluh menit dan enak orang mata sipit, hanya untuk menemukan bus yang akan membawanya kyouth hostel sederhana yang telah dipesan.”(Nadia, 2014:9)
Dari kutipan di atas pengarang mengambarkan tokoh sekar sebagai sahabat sekar dapat dibuktikan , ingin di sumpalnya bibir mungil sekar,sahabatnya. Sekar tokoh wanita yang selalu berbagi banyak kepada Ra(asma). Tokoh sekar yang digambarkan oleh pengarang bahwa ia juga seoarang istri sebagai berikut.
“setia, menjaga diri dari bersentuhan, tidak bersentuhan, tidak selingkuhan .semakin dipikir, semakin masuk kalimat itu di loginya.ditambah, setelah menikah, sekar yang suaminya alim sering memforward hadis, ayat al-quran dan tausiyah.”(Nadia,2014:88)
Dari kutipan diatas pengarang mengambarkan bahwa sekar berkedudukan sebagai istri di buktikan setelah menikah, sekar yang suaminya alim sering memforward hadis, ayat al-quran dan tausiyah.
Anita tokoh pembatu dalam novel Assalamualaikum Beijing berkedudukan sebagai istri berkerja menjadi wanita karir. Tokoh Anita digambarkan oleh pengarang sebagai istri dilihat dari kutipan sebagai berikut.
“maka anita pun bersabar, melayani keperluan laki-laki dari ujung kaki sampai ujung kepala. Berdandan sebelum dia bangun, dan baru memicingkan mata setelah memastikan suaminya terurus dengan baik.”(Nadia,2014: 119).
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa pengarang mengambarkan Anita sebagai tokoh wanita yang baik terhadap suami dapat di buktikan baru memicingkan mata setelah memastikan suaminya terurus dengan baik. Selanjutnya tokoh anita berkedudukan sebagai wanita karir sebagai berikut.
“dan buruknya,walaupun tak mengenal anita dengan baik, dia tahu gadis itu teman sekantor dewa. kenal nama, tetapi tak pernah curiga. Dan sekarang.. ya allah “(Nadia,2014:64).
Dari kutipan diatas dapat digambarkan bahwa Anita berkedudukan sebagai wanita karir di buktikan dia tahu gadis itu teman sekantor dewa.
Selain  Peranan dan kedudukan tokoh wanita dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia. Dalam novel ini juga terdapat beberapa gerakan feminisme yang di sampaikan oleh berberapa tokoh. Baik tokoh perempuan maupun melalui tokoh laki-laki. “Simpel aja, kalo ada cewek yang bisa memenuhi kebutuhan gue, kenapa harus ditolak.”(Nadia,2014:79) dalam kutipan tersebut masuk dalam gerakan feminisme sosial yaitu menunjukkan bahwa kaum perempuan itu di manfaatkan sebagai daya tarik untuk kebutuhan pribadinya, karena laki-laki memiliki sifat yang keras, egois dan keras kepala bedasarkan budaya patriarti yang selalu menggap bahwa perempuan itu lebih rendah. Kutipan lain seperti“ jangan ngomong seenaknya. Bukan ngomong seenaknya. Dewa ini bukan hal sepele aku gak mungkin membiarkan mama jalan sendiri.”(Nadia,2014:20) Dalam  kutipan tersebut masuk dalam feminisme liberal yaitu terlihat kebulatan tekad perempuan melawan tindak deskriminasi gender, perjuangan perempuan untuk mendapatkan persamaan haknya agar tidak terlihat lemah dimata lelaki. Sehingga bila dilihat dari kedudukan peran dan gerakan feminisme tokoh wanita dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia, pengarang berpandangan bahwa perempuan  memiliki peran dan kedudukan yang sama dengan laki-laki, mereka digambarkan menjadi wanita yang modern yang bebas perpendapat, bekerja dan memiliki karir dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai seorang istri yang mempunyai tugas mengurus keluarganya.
Sehingga dapat disimpulkan dari keseluruhan kutipan teks tersebut menunjukkan bahwa posisi perempuan yang sabar dan berani menentang tindakan diskriminasi namun di sisi lain perempuan tersebut juga masih di anggap lemah di mata kaum laki-laki dan Saran yang ingin disampaikan adalah agar novel ini menjadi bacaan ataupun wancana wajib khususnya perempuan, karena di dalam novel ini banyak mengandung pristiwa dan pembelajaran mengenai feminisme, baik itu dalam ilmu sastra maupun dalam ilmu-ilmu lain. Karena melalui feminisme ini, kita dapat mengerti bagaimana sebuah perjuangan menjadi sebuah pergerakan dan dapat mengerti bagaimana seorang perempuan seharusnya diperlakukan. Feminisme sejatinya tidak dipandang sebagai jalan untuk menentang kaum laki-laki dan kodrat yang ada, tetapi feminisme merupakan pergerakan, cara perempuan untuk meraih haknya agar dapat setara dengan laki-laki.